Canon EOS M
 |
hardwarezone |
Berulang
kali menyatakan tak akan masuk ke pasar kamera mirrorless akhirnya Canon
meluncurkan juga EOS M. Kamera mirrorless pertama Canon yang 'tertinggal' empat
tahun sejak sistem itu diperkenalkan ke pasar dalam bentuk Panasonic Lumix
DMC-G1. Empat tahun melakukan pembiaran pada segmen ini menjadikan perusahaan
semacam Panasonic dan Olympus leluasa bergerak dan mengembangkan sistem kamera
Micro Four Third mereka, termasuk dengan beragam lensanya. Sony bebas
mengembangkan seri NEX pada 2010 dan pesaing bebuyutan Canon, Nikon telah
membuat kamera mirrorless pada akhir 2011 dengan seri 1-nya.
Dan,
sepanjang empat tahun itu, geliat kamera mirrorless bertambah kuat hingga
menggerogoti pangsa pasar kamera DSLR. Di Jepang popularitas kamera mirrorless
makin menguat dan bahkan dikatakan berhasil menguasai hingga 50 persen pasar.
Demikian pula halnya di Singapura yang meski belum mencapai angka setinggi
Jepang namun kekuatannya terus bertambah. Di Indonesia kamera mungil dengan
lensa lepas-tukar ini juga mulai menarik perhatian banyak kalangan. Situasi di
atas itulah yang mungkin mendorong Canon untuk masuk ke pasar kamera
mirrorless. Sehingga ketika akhirnya Canon EOS M muncul kamera ini langsung
berada di bawah tekanan yang kuat; harus merupakan kamera yang sangat bagus,
harus mampu merebut hati konsumen dan harganya harus terjangkau, atau Canon
harus merelakan pasar kamera dengan lensa-tukar direbut oleh perusahaan lain.
Apakah EOS M sesuai ekspektasi?
 |
EOS M memiliki salah satu antarmuka berbasis sentuh terbaik yang pernah kami temui pada kamera. Setiap seting yang Anda inginkan hanya butuh beberapa langkah. |
 |
Jika bisa melihatnya, maka Anda mungkin juga bisa menyentuhnya. |
 |
Bahkan Menu juga peka sentuhan |
 |
Karena ini adalah layar sentuh kapasitif, pengguna bisa menerapkan semua gestur ala smartphone. Sebut saja menyapu layar untuk beralih antar gambar dan mencubit layar untuk memperbesar. |
Sumber : http://www.hardwarezone.co.id/
Komentar
Posting Komentar